Gampong Lam
Glumpang merupakan salah satu desa kuno yang berbatasan langsung dengan gampong
Ilie, Pango, dan Lamteh. Ketiga desa yang disebutkan terakhir merupakan kawasan
inti Kerajaan Meukuta Alam. Di Desa Ilie terdapat komplek pemakaman kesultanan
zaman Aceh Darussalam, salah satunya makam ayah dari pendiri Aceh Darussalam,
Sultan Syamsu Syah bin Sultan Munawar Syah, begitu juga di desa Pango,
ditemukan seorang Ulama Besar, yaitu Syaikh Muhammad serta seorang penasehat
kerajaan abad 16 masehi. Pejabat-pajabat istana juga ditemukan makamnya
di desa Lamteh, diantaranya Sri Baginda Raja.
Arkeolog Deddy Satria saat melakukan rabing |
Nisan-nisan ini berasal dari periode akhir abad 15 masehi, kisaran tahun 1480-an, dimana dalam periode ini kerajaan Meukuta Alam dan Darul Kamal telah wujud, ujar arkeolog lulusan Universitas Gajah Mada ini. Secara gaya pahatan ornamen dan kaligrafi, nisan-nisan ini sezaman dengan plang pleng yang ada di desa Pango, Ilie, Pande, Diwai makam dan lain-lain ujarnya. Secara khusus saya telah menulis tentang nisan yang ada di desa Lam Glumpang ini, dan akan saya seminarkan Agustus mendatang di Medan dalam pertemuan Arkeologi Nasional, ujar arkeolog independen lagi.
Dengan ditemukannya nisan-nisan plang pleng ini menguatkan bahwa desa Lam Glumpang merupakan desa kuno yang telah wujud paling tidak dari abad 15 masehi bahkan lebih awal lagi.
Namun sayang nisan-nisan yang telah bertahan 5 abad itu kini telah
hilang dalam beberapa pekan terakhir akibat pembangunan rumah. Dikutip dari laman Facebook Ahmad Zaki putra
dari arkeolog Aceh
Dr. Husaini Ibrahim
MA, “Dalam perkembangannya dilakukan pembangunan
rumah sehingga nisan tersebut berada tepat di belakang rumah. Pembangunan rumah
baru terus dilakukan di kawasan ini, tidak terkecuali di lokasi nisan kuno di
Gampong Lamglumpang, kini semuanya rata dengan tanah. Pemilik rumah Memed
(bukan nama asli) saat diwawancarai mengungkapkan bahwa ada tiga nisan ukuran
agak besar di lokasi rumah ini, namun sudah ditimbun. Alasan penimbunan nisan
dikarenakan mau dibangun rumah sehingga nisan tidak tau dibawa kemana jadi
ditimbun saja ungkapnya”.
Tulisnya lagi dalam situs plang pleng
di gampong Lam Glumpang ini pernah dikunjungi oleh Prof Dr
Datuk Muchtar bin Saidin, Kepala Pusat Penyelidikan Arkeologi Global (PPAG)
University Sain Malaysia yang didampingi langsung oleh arkeolog Dr. Husaini
Ibrahim MA, Kepala Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Budaya (PPISB) Unsyiah.
Lihat foto hasil dokumentasi terakhir Tim Mapesa tahun 2014 silam:
Seni Ornamen |
Inskripsi yang terpahat kalimah tauhid |
Kalimah tauhid |
Seni ormamen |
Proses rabing |