Nisan Sultan 'Ali Mughayat Syah (w. 936 H/1530 M). Tokoh Pelopor berdirinya kerajaan Aceh Darussalam. |
INDONESIA sebenarnya adalah negara-negara. Dua negara paling berkuasa sebelum Perang
Dunia II dan sebelum Indonesia diproklamirkan adalah Hindia-Belanda di Batavia
(Jakarta) dan Kerajaan Aceh Darussalam di Bandar Aceh Darussalam.
Kini, Aceh
tidak lagi berperang dengan Jakarta. Belanda dengan kulit putihnya juga sudah
tidak lagi bercokol di sana.
Setelah Aceh
melewati masa-masa teramat sulit dan malang melintang dalam usaha mengembalikan
eksistensi politik yang dimilikinya sebelum Perang Dunia II, kini Aceh sudah
seharusnya menyusun kekuatan baru, terutama di bidang ilmu pengetahuan dan
ekonomi. Allah Ta’ala telah mengaruniakan kepadanya segala sumber daya untuk
menyusun kekuatan itu.
Di sana,
tentulah ada rintangan. Mana ada jalan ke arah kemajuan tanpa rintangan! Dan
Aceh dalam sejarahnya telah membuktikan ia adalah bangsa yang sanggup
menghadapi apa pun rintangan. Allah Ta’ala telah menganugerahkan kepadanya
keteguhan dan kesabaran.
Mengapa
Aceh?
Karena Aceh
sepenuhnya memiliki sejarah yang mesti dilanjutkan, tidak mungkin berhenti.
Sekalipun Kuta Raja pernah diduduki Belanda, tapi Aceh belum jatuh, dan sama
sekali belum berhenti. Jika sekarang Aceh berhenti, berarti Aceh telah pergi,
dan dengan demikian ia adalah salah satu bangsa yang telah punah. Tidak patut
diceritakan lagi selain untuk diambil pelajaran dari sebab-sebab kepunahannya.
Satu-satunya
jalan mengelak dari kepunahan, Aceh harus melanjutkan geraknya untuk memberikan
segala sesuatu yang terbaik. Tidak saja untuk masyarakat dalam batas geografis
Provinsi Aceh hari ini tapi untuk Indonesia seluruhnya, bahkan untuk kawasan
Asia Tenggara dan umat manusia. Itu menjadi tanggung jawabnya. Ia pernah
memberikan banyak hal terbaik untuk kawasan ini di masa sejarah kebesarannya.
Kenapa tak pandai mengulangi?!
Jalan berat.
Beban berat. Kita mesti memecut diri kita dengan keras. Maka perbuatan menguap-nguap
saja di warung kopi, ruang-ruang perkantoran, kelas-kelas sekolah dan
perkuliahan, dan tempat lain semisalnya adalah perbuatan tidak sopan, melanggar
etika, nista. Wajib dijauhkan! (Mapesa/MS)