Kompleks makam bangsawan Aceh Darussalam (komplek makam Meurah II) di Ulee Lueng, Aceh Besar. |
Bangsa Moro
Nisan makam Meurah (Mirah) Meukuta bergelar Orangkaya Kapai Laksamana |
"Suku Moro merupakan suku bangsa pelaut yang gigih dan dapat beradaptasi diberbagai tempat mereka berdiam. Sebagian besar mereka berdiam di Mindanao, Filipina.
Di pulau Kalimantan bagian timur, rumpun Bangsa moro bernama Suku Bajau. Suku Bajau adalah suku bangsa yang tanah asalnya Kepulauan Sulu, Filipina Selatan. Suku ini merupakan suku nomaden yang hidup di atas laut, sehingga disebut gipsi laut. Suku Bajau menggunakan bahasa Sama-Bajau. Suku Bajau sejak ratusan tahun yang lalu sudah menyebar ke negeri Sabah dan berbagai wilayah Indonesia.
Suku Bajau juga merupakan anak negeri di Sabah. Suku-suku di Kalimantan diperkirakan bermigrasi dari arah utara (Filipina) pada zaman prasejarah. Suku Bajau yang Muslim ini merupakan gelombang terakhir migrasi dari arah utara Kalimantan yang memasuki pesisir Kalimantan Timur hingga Kalimantan Selatan dan menduduki pulau-pulau sekitarnya, lebih dahulu daripada kedatangan suku-suku Muslim dari rumpun Bugis yaitu suku Bugis, suku Makassar, suku Mandar."
Penyebab yang mendorong saya sampai membaca keterangan tersebut adalah satu batu nisan di situs kompleks makam bangsawan Aceh Darussalam di Ulee Lueng, Aceh Besar. Itu gara-gara inskripsi pada batu nisan tersebut membunyikan kalimat-kalimat:
Suku Bajau juga merupakan anak negeri di Sabah. Suku-suku di Kalimantan diperkirakan bermigrasi dari arah utara (Filipina) pada zaman prasejarah. Suku Bajau yang Muslim ini merupakan gelombang terakhir migrasi dari arah utara Kalimantan yang memasuki pesisir Kalimantan Timur hingga Kalimantan Selatan dan menduduki pulau-pulau sekitarnya, lebih dahulu daripada kedatangan suku-suku Muslim dari rumpun Bugis yaitu suku Bugis, suku Makassar, suku Mandar."
Penyebab yang mendorong saya sampai membaca keterangan tersebut adalah satu batu nisan di situs kompleks makam bangsawan Aceh Darussalam di Ulee Lueng, Aceh Besar. Itu gara-gara inskripsi pada batu nisan tersebut membunyikan kalimat-kalimat:
١ . بهواساث انيله نسان قبر
٢ . يغ ملي برنام مره مكت
٣. بركلر اورغكيكاباي
A.
1. Bahwasanya inilah nisan kubur
2. yang mulia bernama Meurah (Mirah) Meukuta
3. bergelar orangkaya kapai
B.
1. laksamana saudara
2. Orangkaya-kaya Sri Maha
3. Raja dari bangsa Moro
Kubur yang ditandai dengan batu nisan ini - yang lazim digunakan untuk wanita - dengan demikian, adalah milik seorang yang bernama Meurah (Mirah) Meukuta. Ia bergelar Orangkaya Kapai (Aceh: kapai; Jawiy: kapal), berpangkat Laksamana, dan saudara dari Orangkaya-kaya Sri Maharaja dari bangsa Moro.
Selain epitaf, pada batu nisan tersebut juga ditemukan kalimat:
الموت جسر يوصل الحبيب إلى الحبيب
"Kematian adalah titian yang mempertemukan seorang kekasih (hamba Allah) dengan kekasihnya (Allah Subhanahu wa Ta'ala)
Pada batu nisan pasangannya (sebelah selatan) terdapat kalimat-kalimat maha indah:
لا إله إلا الله محمد رسول الله
لا إله إلا الله الملك الجبار
لا إله إلا الله العزيز الغفار
لا إله إلا الله الكريم الستار
Tidak ada tarikh wafat yang ditemukan pada kedua batu nisan kubur Orangkaya Kapai ini, tapi kubur-kubur di kompleks pemakaman tersebut, secara umum, bertarikh wafat antara penghujung abad ke-10 Hijriah (abad ke-16M) dan permulaan abad ke-11 Hijriah (abad ke-17M).
Banyak hal yang kemudian melintas dalam benak, yang tampaknya, akan memaksa saya untuk diam.
Oleh: Musafir Zaman
(Dikutip dari akun facebook Musafir Zaman di Group Mapesa)
Oleh: Musafir Zaman
(Dikutip dari akun facebook Musafir Zaman di Group Mapesa)
1 Komentar