
Pada hari keempat (11/2/2020) hari terakhir berada di
lapangan sebelum kembali ke Banda Aceh, tim ekpedisi 'Penelitian ragam seni
hias arsitektur tradisional di kabupaten Pidie', kembali mengunjungi masjid dan
meunasah tuha di beberapa wilayah dalam Kabupaten pidie.
Memindahkan apa yang nampak pada mata menjadi data bukan
pekerjaan yang mudah. Helaan nafas panjang sudah mulai terdengar. Tak seperti
yang dipikirkan, ternyata khazanah arsitektur tradisional Pidie dengan ragam
seni hias yang membungkusnya tidak dapat direkam dalam hari-hari hitungan jari.
Menurut amatan sementara, tim baru berhasil mendokumentasikan 15% data lapagan
tentang pola arsitektur dan seni dekorasi bangunan-bangunan kuno yang bersifat
publik, terdiri dari, Masjid; Dayah; Meunasah; Balai; dan Bangunan Pelindung
Makam, yang tersebar dalam Kabupaten Pidie.
Berkeliling dari bangunan tua ke bangunan lainnya, menikmati
ragam hias, menelisik tehnik-tehnik arsitektur, dan segala yang berkaitan
dengannya makin menambah daftar panjang tanggung jawab yang mesti disandarkan
kepunggung. Generasi-generasi mendatang punya hak untuk mendapat pengetahuan
tentang keahlian arsitek pendahulunya dalam menyusun balok dan keping-keping
kayu. Mereka berhak mendapat gambaran bagaimana lenturnya tangan seniman dahulu
dalam memainkan mata pahat untuk menciptakan karya yang menyejukkan mata.
Ditengah semangat yang memuncak, kesadaran akan waktu yang
sempit ditambah segala kekurangan yang ada, nampaknya tanggung jawab besar ini
mesti dibagi. Otoritas yang memiliki perangkat lengkap seperti Pemerintah
Daerah dan Institusi Pendidikan Tinggi seharusnya lebih aktif mengambil
tanggung jawab dalam penelitian semacam ini.
Saat ini tim hanya sekedar membuka jalan dengan membabat
semak belukar dan menandai jalur-jalur untuk dapat dilintasi bagi para pendaki
selanjutnya, agar seluruh generasi dapat sama-sama menikmati indahnya alam
arsitektur Aceh dari puncak Gunung Emas.
***
Penelitian ini sepenuhnya dibiayai oleh PT. Guntomara Raya,
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang islamic art & calligraphy.
Guntomara memproduksi ornament ukiran Islam, desain ornamental masjid dan
kaligrafi pada berbagai media seperti tembaga, kuningan, kayu, GRC, dan
lainnya.
Sponsor & Supervisor:
Sayyid Husain Bahesty (Direktur PT. GUNTOMARA RAYA)
Tim Peneliti
Ketua Tim: Irfan M Nur
Kepustakaan & Deskripsi: Taqiyuddin Muhammad
Penjaringan Informasi & Wawancara:Masykur Syafruddin
Observasi & Pengukuran: Rahmat Riski & Arya Purbaya
Fotografi & Ilustrasi: Khairul Syuhada
Dokumentasi Video: Safar Syuhada & RA Karamullah
Didukung oleh:
Pelisa
0 Komentar