Teks Washshaf |
Ketika Beo Nias (Gracula robusta) Bertutur dengan Bahasa Arab dalam Prosa Washshaf Asy-Syiraziy
Washshaf Asy-Syirazi: Washshaf (Wassaf) atau Washshaf Al-Hadhrat adalah Syarafuddin (Syihabuddin) ‘Abdu-Llah ibn Fadhlu-Llah Al-Yazdiy Asy-Syiraziy, 663—719 (728) Hijriah/ 1265—1319 (1328) Masehi; pujangga, sejarawan dan penyair Persia abad ke-8 Hijriah (ke-14 Masehi); menulis karya yang terkenal dengan “Tarikh Washshaf”, dari mana kutipan berikut ini dipetik.
Kata Washshaf tentang “Mul Jawah” (pantai barat Sumatra):
Kekuatan penciptaan Yang Mahakuasa telah mengharumkan tempat ini dan sekitarnya dengan aroma kemenyan dan cengkih. Di rumah-rumah dan desa-desa, burung beo berteriak dengan bahasa Arab:
"أنا حديقة يحسد على بناهة نزهتي روضة الجنان ، ويقطر في مباراتي عبرة الغيرة كاللآلي فرضة عمان ، القمار في مجمرة مجاراتي يحترق كالعود على النار ، وينوب في الربيع عن ترجيع مثالث العود ومثانيها هديل القماري بالأسحار ، أكنافي تدل على وجود الخلد بالإشتراك بل بالتواطي ، ويتفوه بمدائح نزاهتي كمصاقع البلغاء أنواع الطواطي ، والله مشكور على فيض التعاطي وإسدال ذيل العفو على خطيئات الخاطي ما طوى الكتب طاوي أو وطأ الأرض واطي ."
“Aku adalah kebun yang jaringan tamasyaku membuat iri taman syurga. Untuk melombaiku, pelabuhan Oman meneteskan air mata kecemburuan serupa butiran mutiara. Untuk menyaingiku, Khmer terbakar di pedupaan serupa kemenyan di atas api. Di musim bunga, gumam balam di pagi buta menggantikan gema dawai kecapi dua dan tiga senar. Seluruh sisiku secara bersama, bahkan sepakat, menjadi dalil bagi wujud kehidupan abadi. Bagaikan ahli retorika yang fasih, seluruh tipe pemberani mempercakapkan tentang integritasku. Kepada Allah dihaturkan syukur atas limpahan anugerah-Nya, dan atas uluran ujung kain keampunan-Nya atas setiap kesalahan pendosa di setiap waktu selama buku masih ditutup dan bumi masih dipijak.”
(Terjemahan teks Persia berasal dari terjemahan Hammer-Purgstall dalam bahasa Jerman, dari mana Ferrand juga menerjemahkannya dalam bahasa Prancis. Sementara teks Arab, saya telah berusaha untuk menerjemahkannya secara lebih baik.)
Beo:
“Beo yang berteriak dengan bahasa Arab” dalam teks ini mengingatkan beo Nias, “Nias hill myna” (Gracula robusta); burung endemik Nias dan pulau-pulau sekitarnya di lepas pantai barat Sumatra; terkenal dengan kemampuannya berbicara.
Balam:
Burung balam atau burung tekukur (Aceh: leuk; Inggris: “spotted dove”; Spilopelia chinensis). Menurut sebuah sumber, balam adalah burung yang khas Sumatera Barat dan sangat melekat dengan petatah petitih Minangkabau.
0 Komentar