Ilustrasi benteng Pedir karya Letnan Vereker, RN, menghiasi halaman 493 majalah The Illustrated London News edisi 24 Mei 1873. Sketsa yang berjudul "The Dutch War in Sumatra" ini melengkapi berita "ACHEEN, SUMATRA" pada halaman 494 yang memberikan narasi lebih lanjut tentang benteng tersebut.
Berikut terjemahannya:
"Belanda di Sumatra baru-baru ini terlibat dalam perang yang melelahkan dengan Sultan Melayu Aceh, sebuah wilayah di bagian barat pulau, membentang dari Diamond Point (perbatasa Aceh Utara dengan Aceh Timur saat ini) di pantai utara hingga Analaboe (Meulaboh) di selatan. Kota Aceh, di teluk yang terlindung di belakang pulau Pulo Way, dekat pintu masuk Selat Malaka, memiliki perdagangan buah pinang, rotan, dan anyaman. Penduduknya suka berperang dan independen. Pedir, di sebelah barat laut, adalah sebuah kota dengan 5000 penduduk, dengan benteng kuat yang dilengkapi dua belas meriam, dan sepuluh meriam kaliber menengah. Tempat ini terakhir kali dikunjungi pada bulan November oleh kapal perang HMS Nassau, dalam perjalanannya ke Trincomalee, ketika upaya dilakukan untuk mendapatkan ganti rugi atas pelanggaran yang dilakukan terhadap pedagang Penang, tetapi tidak ada kepuasan yang bisa diperoleh. Portugis, serta Belanda, kadang-kadang terlibat dalam konflik dengan orang-Malay Aceh tanpa hasil. Gambar kami tentang Pedir dan Pulo Way berasal dari sketsa oleh Letnan Vereker, RN."
Foto-foto disediakan oleh Irfan M Nur dan Syahrul Ramadhana
0 Komentar