Pameran Kolaborasi BPK Wil-1 Aceh, MAPESA dan PEDIR Museum di Gunongan

Menteri Kebudayaan RI, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., Direktur Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, Dr. Restu Gunawan, Direktur Bina SDM Lembaga Pranata Kebudayaan, Irini Dewi Wanti, S.S., M.SP. Didampingi Ketua Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa Aceh), Mizuar Mahdi Al-Asyi, PJ Walikota Banda Aceh, Rektor ISBI dan Tamu lainnya meninjau ruang pameran kolaborasi BPK Wil 1 Aceh bersama MAPESA dan PEDIR Museum di Kompleks Gunongan pada Ahad,12 Januari 2025. Pameran ini dipandu langsung oleh Masykur Syafruddin (Luengputu Manuskrip Aceh), Direktur PEDIR Museum.

Display pameran kolaborasi ini bertema Khazanah Peradaban Islam di Aceh dengan menampilkan ragam informasi dan koleksi berkaitan dengan Epigrafi Islam yaitu inskripsi dan informasi sejarah. Dimulai dengan satu tokoh besar di era Kesultanan Lamuri yaitu Maulana Qadhi Shadrul Islam Isma'il yang wafat pada 852 H dan dimakamkan di Bukit Lamreh. Kemudian informasi sejarah dan inskripsi 3 Sultan besar Aceh Darussalam yaitu Sultan 'Ali Mughayat Syah, Sultan 'Alauddin 'Inayat Syah dan Sultan 'Ali Ri'ayat Syah yang ketiganya dimakamkan di Kandang Baiturrijal/ Kandang 12 di Gampong Baro, Kota Banda Aceh. Selanjutnya inskripsi dan informasi sejarah Sultan 'Adilullah ibn Munawar Syah, wafat 947 H yang dimakamkan di Kandang Aceh (Kompleks Tuan di Kandang) Gampong Pande, Kota Banda Aceh. Terakhir informasi sejarah dan inskripsi serta surat-surat diplomatik tokoh besar pemersatu islam Asia Tenggara, Sri Paduka Sultan Ibrahim Manshur Syah ibn Jahar 'Alam Syah w.1286 H yang dimakamkan di Kompleks Kadang Meuh, BAPERIS.
Selain display inskripsi dan informasi sejarah tokoh, pameran ini juga menampilkan fisik beberapa koleksi manuskrip penting antara lain: Manuskrip Mushaf Al-Qur'an, Manuskrip Mir'atul Mu'min karya Syaikh Syamsyuddin As-Sumatraniy 1016 H Zaman Sultan Iskandar Muda, Manuskrip Shirat al-Mustaqim 1044-1054 H karya Syaikh Nuruddin Muhammad ibn 'Ali ibn Hasanji ibn Muhammad Hamid Ar-Raniry, Manuskrip hadist Hidayatul Habib karya Nuruddin Ar-Raniry 1025 H/1616 M, Manuskrip Nazam 'Aqidah karya Sayyid Ahmad ibn 'Ali Az-Zahir Busu 1191 H/1779 M. dan manuskrip ulama besar Aceh abad 13 H, Syaikh Yusuf ibn Isma'il Geulumpang Minyeuk al-Fadiry (Pidie).
Koleksi Numismatik menampilkan mata uang emas/ dirham Kesultanan Sumatra Pasai, Dirham tokoh-tokoh penting Aceh Darussalam seperti: Dirham Sultan Iskandar Muda bin 'Ali, Dirham Sultan Iskandar Tsani, Dirham Sultanah Tajul 'Alam Shafiyatuddin, Sultanah Nurul 'Alam Naqiyatuddin, Sultanah 'Inayat Syah Zakiyyatuddin, dan dirham Sultanah Kamalat Syah Zinatuddin. Sedangkan mata uang timah (keuh) antara lain: Keuh Bandar Aceh Darussalam, Keuh Jauhar Alam Syah Teluk Samawiy 1229 H, Keuh Mashruf Darussalam dan Keuh Mashruf Daruddunya.
Selanjutnya yang dipajang dalam pemeran kolaborasi ini adalah benda-benda etnografi berupa wadah-wadah seperti Ceurupa, Karaih, Cumboi, Keurandam dan ija bungkoh boh ru yang terbuat dari perak dan emas suasa. Koleksi lainnya tempat tinta dan qalam, Kande, dan Stempel (Cap) era kesultanan milik para Ulee Balang dan ulama dari abad ke-19 M.

Terakhir ada 30 koleksi senjata tradisional Aceh yang umumnya dipakai dalam masa Perang antara lain; Siwah, Rencong Meupucoek, Rencong Meucugek, Rencong Meukuree, Rencong Pudoi, Kreih Aceh, Bari, Bawar, Sikin Peurawoet, Peurisee, Bude Keumuraih, dan sikin panyang.
Foto-foto oleh Irfan M Nur














Posting Komentar

0 Komentar