![]() |
Inskripsi Nisan Makam Sultan Muhammad bin ‘Alawuddin (w. 834 H) |
Inskripsi Nisan Makam Sultan Muhammad bin ‘Alawuddin (w.834 H):
هذا القبر سلطان محمد بن علاو الدين نقل من الدنيا الاثنين عشرون يوما من شهر ذو القعدة سنة أربع وثلثون وثمانمائة من هجرة النبي أفضل الصلوات
الموت باب واحد كل الناس داخله ، الدنيا حرام على أهل الآخرة والآخرة حرام على أهل الدنيا وهما حرامان على أهل الله
كل من عليها فان ويبقى وجه ربك ذو الجلال والإكرام ، كل شيء هالك إلا وجهه له الحكم وإليه ترجعون
قال عليه السلام الدنيا ساعة فجعلها طـاعة الدنيا فاني والآخرة باقي المؤمن حي في الدارين
Inilah kubur Sultan Muhammad bin ‘Alawuddin dipindahkan dari dunia (wafat) Senin 20 hari dari bulan Dzulqa’dah tahun delapan ratus tiga puluh empat (834) sejak hijrah Nabi [ke atas beliau] seutama-utama shalawat.
Kematian adalah pintu [satu-satunya] yang setiap manusia memasukinya. Dunia itu haram kepada orang-orang akhirat, dan akhirat itu haram kepada orang-orang dunia, dan keduanya
haram kepada orang-orang Allah.
Semua yang ada di bumi itu akan binasa; dan kekallah Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (Al-Qur’an surah Ar-Rahman: 26-27). Tiap-tiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah, bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan (Al-Qur’an surah Al-Qashash: 88)
Nabi ‘Alaihis Salam bersabda: Dunia itu sesaat maka jadikanlah ia sebagai ketaatan.
Untuk sementara ini, dari seluruh inskripsi yang pernah ditemukan pada batu-batu nisan kubur di wilayah Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, hanya inskripsi batu nisan Sultan Muhammad yang memberitakan tentang seseorang yang pertama sekali digelar dengan sultan di kedua wilayah ini.
Sesuai catatan pada nisan kuburnya, Sultan Muhammad bin 'Alawuddin telah wafat pada hari Senin, tanggal 20 Dzul Qa'adah tahun 834 Hijriah (29 Juli 1431), selang sekitar 3 tahun setelah wafat Al-Malikah Nahrasyiyah di Kota Sumatra, yang hari ini berada dalam wilayah administratif Kecamatan Samudera di Kabupaten Aceh Utara.
Sayangnya, sampai kini, bekas kota pelabuhan yang memiliki sekian banyak peninggalan dan bukti sejarahnya ini masih belum memperoleh perhatian serta perlindungan yang seharusnya sebagai salah satu pusaka Aceh yang tidak ternilai harganya.
Baca selengkapnya "Lamuri Kota Pelabuhan di Gerbang Maritim Asia Tenggara"
Inskripsi dibaca oleh Tgk Taqiyuddin Muhammad
Foto-foto disediakan oleh: Irfan M Nur
![]() |
Nisan Makam Sultan Muhammad bin ‘Alawuddin (w. 834 H) |
![]() |
Bagian yang memuat inskripsi telah terbenam. Tim Mapesa melakukan pembersihan pada bagian inskripsi untuk keperluan pemotretan. |
![]() |
Bagian yang memuat inskripsi telah terbenam. Tim Mapesa melakukan pembersihan pada bagian inskripsi untuk keperluan pemotretan. |
0 Komentar